Selasa, 17 Februari 2009

Tiga Pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri Sam kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, siapapun yang boleh menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.

“Anda siapa? Dan apakah boleh anda menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?” Pemuda bertanya".

“Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan saudara.” Jawab Guru Agama.

“Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.”

Jawab Guru Agama “Saya akan mencuba sejauh kemampuan saya”

Pemuda itu berkata,“Saya punya 3 pertanyaan;
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan kewujudan Tuhan kepada saya
2. Apakah yang dimaksudkan dengan takdir?
3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api? Tentu tidak menyakitkan buat syaitan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?”

Tiba-tiba Guru Agama tersebut menampar pipi si Pemuda dengan kuat. Sambil menahan kesakitan pemuda berkata “Kenapa anda marah kepada saya?”

Jawab Guru Agama “Saya tidak marah… Tamparan itu adalah jawapan saya kepada 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya”.

“Saya sungguh-sungguh tidak faham”, kata pemuda itu.

Guru Agama bertanya “Bagaimana rasanya tamparan saya?”.

“Tentu saja saya merasakan sakit”, jawab pemuda.

Guru Agama bertanya ” Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?”. Pemuda itu mengangguk tanda percaya. Guru Agama bertanya lagi, “Tunjukan pada saya wujud sakit itu!”

“ Tak boleh”, jawab pemuda.

“Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.” Terang Guru Agama.
Guru Agama bertanya lagi, “Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?”.

“Tidak” jawab pemuda.

“Apakah pernah terfikir oleh Anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?”

“Tidak” jawab pemuda.

“Itulah yang dinamakan Takdir” Terang Guru Agama.
Guru Agama bertanya lagi, “Diperbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar Anda?”.

“Kulit”, jawab pemuda.

“Pipi anda diperbuat dari apa?” tanya Sang Guru.

“ Kulit “ Jawab pemuda.

“Bagaimana rasanya tamparan saya?”.

“Sakit.” Jawab pemuda.

“Walaupun Syaitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk syaitan.” Terang Guru Agama.

Dikutip dari Islamic Electronic Book

3 komentar:

tarko mengatakan...

Kulo nuwun...ndherek bingah..saget kepanggih malih wonten di dunia maya....kulo Tarko lulusan SMP1 panjatan tahun 90...sak meniko pados upo wonten Jakarta....salam kagem pak ismanto kaliyan bapak/ibu guru sedoyo....
kulo saget dipun hubungi wonten in tarko.2006@gmail.com utawi tarko@iapi.or.id. utawi 08151843200

Alip Winarto Harsono mengatakan...

Wah senang sekali bisa bisa bernostalgia di blog ini, serasa duduk di bangkusekolah di SMP 1 Panjatan lagi. Saya lulus tahun 1986 lalu, dah lamaaaaaaaaaaa banget, .... Ternyata bapak/ibu guru yang dulu mendidik saya dan membuat saya menjadi "orang". Saya bangga menjadi alumnus SMP 1 Panjatan. Ibu Prapti, Ibu Mun, Ibu Is, Bu Partini, Mbak Titik (Saya panggil mbak karena kebetulan 1 tahun di atas saya) dan Bapak/Ibu Guru yang lain, apa kabar..... Alip Winarto, e-mail : alip_winarto@yahoo.com. Blog : http://www.bakpiajogja.blogspot.com

sugalih mengatakan...

,saya blum sempat baca keburu waktu abis